Diberi Tugas, Kok Pusing?


Umumnya, hari pertama masuk kuliah kebanyakan para lulusan SMU akan merasakan menemukan dunia yang baru. Ya, dunia dimana mereka sudah bukan lagi anak sekolah yang memakai seragam putih abu-abu. Mereka dapat menimba ilmu dengan menggunakan baju bebas. Berjumpa dan berkenalan dengan teman-teman yang baru rasanya menyenangkan sekali.

Kegembiraan terlihat di raut wajah mereka saat menginjakkan kaki di kelas pertama, senyuman bertebaran di ruangan itu. Namun menjadi tidak gembira alias memusingkan kepala jika beberapa minggu setelah masuk kuliah diberi tugas oleh para dosen.

Hampir tiap minggu, tugas-tugas berdatangan. Tidak tanggung-tanggung jika sudah mendekati ujian, tugas menumpuk. Di setiap mata kuliah yang diambil pasti memberikan tugas. "Wah, saatnya berpusing-pusing ria". Kalimat itu tentu saja tidak asing lagi di telinga kita.

Ketika selesai kuliah dan mulai memasuki dunia kerja, seseorang akan baru benar-benar menyadari bawa tugas yang diberikan para dosen ternyata merupakan sebuah momentum yang sangat baik untuk menjadi orang yang kreatif. Tugas-tugas yang diberikan jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan banyak manfaat.

Segala pemikiran kita sebenarnya dapat dituangkan ke dalam tugas tersebut. Namun terkadang kebanyakan dari mereka mengerjakan tugas dengan prinsip "yang penting selesai dan kumpul". Sebuah prinsip yang seharusnya dibuang jauh-jauh dari otak kita.

Semakin banyak tugas yang diberikan sebenarnya memberikan banyak kesempatan bagi kita untuk belajar lebih banyak mengenai suatu hal. Tuangkan segala ide dalam tugas maka kemampuan otak akan terasah. Kita akan menjadi orang yang kreatif. Kita dapat menuangkan segala pemikiran di sana, jika salah maka ada dosen yang siap untuk membantu.

Berbeda dengan dunia kerja yang menuntut kecepatan dan kinerja yang baik. Anda dituntut untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan. Jika melakukan kesalahan saat bekerja tentunya, teguran siap menerpa. Jadi diberi tugas, harusnya dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Kok malah pusing? By : Vinna waty