Teman teman seDhamma
Bhakti Sosial UKM Buddha datang lagi....
Acara diadakan pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 12 Desember 2010
Pukul : 08.00 WIB sampai selesai
Teman- teman yang mo ikut, tolong daftarin dolo ma
Hendrawan 0856 666 2812 agar kami bisa memastikan total orang yang ikut , untuk menyiapkan kendaraanya
Salam Metta
UKM BUDDHA
UKM Buddha
Namo Buddhaya,
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Rekan2 se-Dhamma,
Dhammatalk "SAKKA PANHA SUTTA" yang
akan diadakan pada;
Hari / Tanggal : Selasa / 23 November 2010
Pukul : 19:30 - 21:00 WIB
Tempat : Vihara Grha Buddha Manggala
Kompleks Baloi Mas Permai RT 03 / RW 06
Batu Batam, Kelurahan Baloi Indah, Kec. Lubuk Baja
(Belakang Indomobil) Kota Batam
Narasumber: Bhikkhu Visuddhacara
(dari Taiwan; Pengajar Meditasi di Visuddha Meditation Centre -
Singapore, murid dari Pa Auk Sayadaw, Beliau mampu berbahasa
Mandarin/Hokkien/English dengan baik)
Manfaatkan kesempatan ini, untuk mendengarkan nasehat Dhamma dari
Bhante Visudddhacara,
Dapatkan kebahagiaan dalam batin masing-masing, melalui pemahaman dan
praktek Dhamma.
Praktek-praktek Moral untuk Terlahir sebagai Sakka
Kebahagiaan Sakka
********************************************************
Sedikit cuplikan dalam Sakka Panha Sutta:
Setelah Sakka meraih tingkat kesucian pertama kebahagiaan terpancar
dari dirinya. Sang Buddha bertanya apakah ia pernah memiliki jenis
kebahagiaan semacam itu sebelumnya?
Sakka menjawab demikian, “Yang mulia, sekali waktu saya pernah
memiliki jenis kebahagiaan tertentu. Itu terjadi ketika saya keluar
sebagai pemenang dalam pertarungan dengan mahluk-mahluk asura. Tapi,
kemenangan itu berkaitan dengan senjata. Hal itu tak ada hubungan sama
sekali dengan pelenyapan kekotoran batin. Kemenangan itu tidak membawa
tumbuhnya pengetahuan pandangan terang yang khusus atau nibbana.
Sementara, kebahagiaan setelah meraih tingkat sotapanna tak
berhubungan dengan senjata apapun. Kebahagiaan ini dipenuhi keyakinan
tanpa ada sedikit pun terselip perasaan kecewa. Keadaan ini mengarah
pada pandangan terang dan kebebasan akhir”.
**************************************
Salam metta,
UKM Buddha
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Rekan2 se-Dhamma,
Dhammatalk "SAKKA PANHA SUTTA" yang
akan diadakan pada;
Hari / Tanggal : Selasa / 23 November 2010
Pukul : 19:30 - 21:00 WIB
Tempat : Vihara Grha Buddha Manggala
Kompleks Baloi Mas Permai RT 03 / RW 06
Batu Batam, Kelurahan Baloi Indah, Kec. Lubuk Baja
(Belakang Indomobil) Kota Batam
Narasumber: Bhikkhu Visuddhacara
(dari Taiwan; Pengajar Meditasi di Visuddha Meditation Centre -
Singapore, murid dari Pa Auk Sayadaw, Beliau mampu berbahasa
Mandarin/Hokkien/English dengan baik)
Manfaatkan kesempatan ini, untuk mendengarkan nasehat Dhamma dari
Bhante Visudddhacara,
Dapatkan kebahagiaan dalam batin masing-masing, melalui pemahaman dan
praktek Dhamma.
Praktek-praktek Moral untuk Terlahir sebagai Sakka
Kebahagiaan Sakka
********************************************************
Sedikit cuplikan dalam Sakka Panha Sutta:
Setelah Sakka meraih tingkat kesucian pertama kebahagiaan terpancar
dari dirinya. Sang Buddha bertanya apakah ia pernah memiliki jenis
kebahagiaan semacam itu sebelumnya?
Sakka menjawab demikian, “Yang mulia, sekali waktu saya pernah
memiliki jenis kebahagiaan tertentu. Itu terjadi ketika saya keluar
sebagai pemenang dalam pertarungan dengan mahluk-mahluk asura. Tapi,
kemenangan itu berkaitan dengan senjata. Hal itu tak ada hubungan sama
sekali dengan pelenyapan kekotoran batin. Kemenangan itu tidak membawa
tumbuhnya pengetahuan pandangan terang yang khusus atau nibbana.
Sementara, kebahagiaan setelah meraih tingkat sotapanna tak
berhubungan dengan senjata apapun. Kebahagiaan ini dipenuhi keyakinan
tanpa ada sedikit pun terselip perasaan kecewa. Keadaan ini mengarah
pada pandangan terang dan kebebasan akhir”.
**************************************
Salam metta,
UKM Buddha
UKM Buddha
Perayaan Kathina 2554BE/2010 di Universitas Internasional Batam.
terlihat ramainya peserta yang ikut mendanakan kebutuhan para bhikkhu di hari besar ini.
Terima kasih kepada semua yang telah berpatisipasi dalam acara ini
semoga kebajikan anda membawa kebahagiaan bagi kita semua
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Semoga Semua Makhluk Berbahgia
Sadhu Sadhu Sadhu...
UKM Buddha
UKM BUDDHA MAILING LIST
JOIN :
1. http://groups.yahoo.com/group/UKMBUDDHA_UIB/
2. pilihlah join this group
3. akses dengan email yahoo anda
4. masukkan verifying code dan klik join
5. klik continue dan selesai
Post message: UKMBUDDHA_UIB@yahoogroups.com
JOIN :
1. http://groups.yahoo.com/group/UKMBUDDHA_UIB/
2. pilihlah join this group
3. akses dengan email yahoo anda
4. masukkan verifying code dan klik join
5. klik continue dan selesai
Post message: UKMBUDDHA_UIB@yahoogroups.com
UKM Buddha
UKM Buddha
Namo Buddhaya,
Teman2 berikut tolong dikabarkan ke teman2 Anda, kerabat Anda,
kesempatan mengikuti Dhammatalk bersama Luangpor Jumnean, pada:
Hari / Tanggal : Rabu / 16 Juni 2010
Pukul : 19:00 - selesai
Tempat : Vihara Grha Buddha Manggala
Kompleks Baloi Mas Permai RT 03/ RW 06, Batu Batam,
Kelurahan Baloi Indah, Kecamatan Lubuk Baja
Kota Batam (Belakang INDOMOBIL)
Kontak person: 08127020450, 07787307092
Salam Metta
UKM BUDDHA UIB
UKM Buddha
Kalau kita melihat agama Buddha "secara sepintas" maka kita akan dihadapkan pada satu anggapan bahwa agama Buddha adalah agama yang tidak menarik, agama yang kadang-kadang terlihat bersifat mistis dan sudah tidak cocok lagi dengan kehidupan modern seperti sekarang ini. Mengapa demikian? Coba kita perhatikan semua perlengkapan sembahyang yang ada di altar. Ada patung yang maha besar dan kita bernamaskara atau satu persujudan kepada patung tersebut sehingga orang lalu menyatakan bahwa agama Buddha adalah penyembah berhala. Kita juga akan menemukan dupa/hio dan bunga yang mirip seperti untuk sesajen.
Kemudian ada lilin yang seolah-olah berkata bahwa agama Buddha belum percaya akan adanya listrik. Belum lagi terlihat gentong yang memberi kesan seolah-olah kita sedang berada disebuah toko barang antik. Kalau kita perhatikan lagi, kita akan menemukan makhluk-makhluk yang lebih antik lagi; yakni bahwa di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, kita tetap duduk di lantai bila sedang melaksanakan kebaktian. Dari sinilah kritikan-kritikan terhadap agama Buddha dilontarkan! Kita mungkin pernah mendengar orang mengatakan bahwa agama Buddha adalah agama yang sudah kuno dan ketinggalan zaman. Hal ini dapat dimengerti karena mereka hanya melihat dari sudut tradisi/luar saja. Padahal ajaran Sang Buddha tidak pernah ketinggalan zaman.
Lalu apa buktinya bahwa agama Buddha itu mengikuti perkembangan zaman? Setiap kali kita mengikuti kebaktian, kita tentu membaca tuntunan Tisarana dan Pancasila yaitu menghindari pembunuhan dan penganiayaan, pencurian, perzinahan, kebohongan, dan mabuk-mabukkan. Apakah Pancasila ini sudah kuno dan milik umat Buddha saja? Apakah agama lain menghalalkan pembunuhan dan penganiayaan, pencurian, perzinahan, kebohongan, dan mabuk-mabukan? Tentu kita akan menjawab: "Tidak!" karena semua manusia pasti harus melaksanakan Pancasila baik pada masa yang lampau, sekarang maupun masa yang akan datang. Ini adalah satu bukti bahwa ajaran Sang Buddha selalu mengikuti perkembangan zaman.
Mungkin hal ini belum dapat memuaskan Saudara karena masih terlalu umum. Untuk itu mari kita lihat intisari/jantung dari seluruh ajaran Sang Buddha. Apakah intisari/jantung ajaran Sang Buddha itu? Intinya adalah "kurangi kejahatan, tambahlah kebaikan, sucikan hati dan pikiran". Apakah hal tersebut hanya berlaku di zaman Sang Buddha dan hanya milik agama Buddha saja? Apakah agama lain menganjurkan: "tambahlah kejahatan, kurangi kebaikan dan kacaukan pikiran?" tentu tidak! Dengan demikian tidak ada lagi alasan untuk mengatakan bahwa ajaran Sang Buddha sudah kuno dan ketinggalan zaman. Karena sesungguhnya ajaran Sang Buddha selalu mengikuti zaman! Bahkan Albert Einstein yang terkenal sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan pernah menyatakan bahwa "Agama yang bisa menjawab tantangan ilmu pengetahuan adalah agama Buddha".
Oleh karena itu berbahagialah kita sebagai umat Buddha. Namun hanya berpuas diri sebagai umat Buddha masih belum cukup, karena ada ajaran yang lebih dalam lagi yaitu kita hendaknya bisa melaksanakan ajaran Sang Buddha di dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting sekali karena ajaran Sang Buddha itu tidak hanya bersifat teori tetapi perlu dilaksanakan! Hal ini sama halnya dengan contoh orang yang mempunyai hobby berenang. Misalnya Saudara diberitahu bahwa berenang itu menyenangkan dan dengan bisa berenang maka Saudara tidak perlu lagi takut kepada . Lalu Saudara suka berkhayal tentang berenang. Tetapi kalau Saudara tidak pernah mau mencoba, apakah Saudara akan bisa berenang, walaupun teori-teori berenang sudah dikuasai? Apakah Saudara cuma cukup berbangga: "Ah... saya 'kan bisa teori berenang." Tentu tidak! Demikian pula dengan ajaran Sang Buddha! Ajaran Sang Buddha memang sungguh luar biasa, begitu agung, begitu indah dan tidak pernah ketinggalan zaman. Tetapi kalau Saudara tidak pernah mempraktekkannya, apakah hal tersebut akan bermanfaat? Justru dengan melaksanakan ajaran Sang Buddha, Saudara akan bisa menyelesaikan permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu bagaimanakah cara menyelesaikan permasalahan kehidupan dengan ajaran Sang Buddha? Sebetulnya ajaran Sang Buddha itu sudah terbabar di altar, hanya saja kita jarang memperhatikannya. Perlengkapan sembahyang yang dianggap kuno itu ternyata mampu menjadi salah satu medium yang dapat membabarkan Dhamma karena tersirat makna yang cukup dalam dan bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan:
1. Patung Sang Buddha
Patung Sang Buddha ini bentuknya bermacam-macam. Ada yang menggunakan bentuk seperti payung yang ada di Candi Borobudur, ada yang menggunakan gaya India, Thailand, Srilanka, dsb. Kenapa bisa berbeda-beda? Karena sesungguhnya patung Sang Buddha bukan melambangkan/mewujudkan manusia Sidharta Gautama. Jadi kalau Saudara berada di depan patung Sang Buddha, jangan Saudara membayangkan bahwa Sang Buddha itu seperti patung yang ada di hadapan Saudara atau yang pernah Saudara lihat. Kalau kita mengingat kembali riwayat hidup Sang Buddha, kita akan melihat bahwa ketika Beliau masih menjadi bodhisatva, sesungguhnya Beliau memiliki satu kehidupan yang sangat berlebihan; ada harta, tahta dan wanita. Namun Pangeran Sidharta Gautama adalah manusia yang mempunyai cara berpikir yang berbeda.
Ketika Beliau menyadari bahwa hidup ini sesungguhnya tidak kekal dan tidak memuaskan, Beliau pun memutuskan untuk mencari obat yang dapat mengatasi ketuaan, sakit, lahir dan mati; walaupun sangat menderita, Beliau terus berjuang. Bahkan pada suatu hari Beliau bertekad untuk tidak akan berdiri dari tempat duduknya sebelum menemukan obat sakit, tua, lahir dan mati; dan malam itu juga Beliau berhasil menembus hakekat hidup yang tidak kekal yang disebut mencapai Nibbana, yang sekarang diperingati setiap hari Waisak. Inilah sesungguhnya makna yang terkandung dari patung Sang Buddha yaitu lambang semangat yang tidak pernah kenal putus asa. Ketika melihat patung Sang Buddha, hendaknya muncul semangat untuk bekerja, semangat untuk berjuang dalam meraih cita-cita. Kita bersujud di depan patung Sang Buddha adalah untuk menghormati Guru kita yang telah mengajarkan kebenaran, jadi bukan menyembah pada patung. Dengan demikian, kita tidak akan pernah kekurangan/kehilangan semangat dalam perjuangan hidup kita.
2. Lilin
Lilin ini sesungguhnya juga merupakan suatu lambang. Seperti lilin yang rela hancur demi menerangi kegelapan, demikian juga hendaknya seorang umat Buddha mau berkorban untuk kebahagiaan makhluk lain. Pengorbanan besar telah diberikan oleh Guru kita; 6 tahun menderita dan membaktikan diri selama 45 tahun untuk mengajarkan Dhamma setiap hari. Kita pun sebagai murid-muridNya hendaknya bersikap demikian; seperti lilin yang menerangi kegelapan, demikian juga hendaknya kita sebagai umat Buddha bisa menjadi pelita di dalam kehidupan bermasyarakat dengan kebenaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha.
3. Bunga
Bunga melambangkan ketidak kekalan; hari ini indah dan wangi tetapi besok akan layu, lusa akan membusuk dan dibuang. Demikian pula dengan diri kita; hari ini kita masih sehat, kuat dan cantik tetapi dengan berlalunya sang waktu; kesehatan, kekuatan dan kecantikan kita pun akan berkurang. Seperti bunga yang sekarang segar, besok akan layu dan dibuang; demikian juga hendaknya kita selalu menyadari bahwa pada suatu ketika kita pun akan dibuang, berpisah dengan yang dicintai dan berkumpul dengan yang dibenci. Oleh karena itu, tidak ada gunanya kita sombong/berbesar kepala karena semua ada batasnya dan tidak kekal. Ini adalah Dhamma yang dipesankan lewat altar.
4. Air
Air ini melambangkan pembersih segala kotoran. Seperti air yang membersihkan semua debu-debu kekotoran; demikian juga ajaran Sang Buddha hendaknya bisa membersihkan segala kekotoran yang melekat di batin dan pikiran kita baik ketamakan, kebencian maupun kebodohan.
Kemudian ada lilin yang seolah-olah berkata bahwa agama Buddha belum percaya akan adanya listrik. Belum lagi terlihat gentong yang memberi kesan seolah-olah kita sedang berada disebuah toko barang antik. Kalau kita perhatikan lagi, kita akan menemukan makhluk-makhluk yang lebih antik lagi; yakni bahwa di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, kita tetap duduk di lantai bila sedang melaksanakan kebaktian. Dari sinilah kritikan-kritikan terhadap agama Buddha dilontarkan! Kita mungkin pernah mendengar orang mengatakan bahwa agama Buddha adalah agama yang sudah kuno dan ketinggalan zaman. Hal ini dapat dimengerti karena mereka hanya melihat dari sudut tradisi/luar saja. Padahal ajaran Sang Buddha tidak pernah ketinggalan zaman.
Lalu apa buktinya bahwa agama Buddha itu mengikuti perkembangan zaman? Setiap kali kita mengikuti kebaktian, kita tentu membaca tuntunan Tisarana dan Pancasila yaitu menghindari pembunuhan dan penganiayaan, pencurian, perzinahan, kebohongan, dan mabuk-mabukkan. Apakah Pancasila ini sudah kuno dan milik umat Buddha saja? Apakah agama lain menghalalkan pembunuhan dan penganiayaan, pencurian, perzinahan, kebohongan, dan mabuk-mabukan? Tentu kita akan menjawab: "Tidak!" karena semua manusia pasti harus melaksanakan Pancasila baik pada masa yang lampau, sekarang maupun masa yang akan datang. Ini adalah satu bukti bahwa ajaran Sang Buddha selalu mengikuti perkembangan zaman.
Mungkin hal ini belum dapat memuaskan Saudara karena masih terlalu umum. Untuk itu mari kita lihat intisari/jantung dari seluruh ajaran Sang Buddha. Apakah intisari/jantung ajaran Sang Buddha itu? Intinya adalah "kurangi kejahatan, tambahlah kebaikan, sucikan hati dan pikiran". Apakah hal tersebut hanya berlaku di zaman Sang Buddha dan hanya milik agama Buddha saja? Apakah agama lain menganjurkan: "tambahlah kejahatan, kurangi kebaikan dan kacaukan pikiran?" tentu tidak! Dengan demikian tidak ada lagi alasan untuk mengatakan bahwa ajaran Sang Buddha sudah kuno dan ketinggalan zaman. Karena sesungguhnya ajaran Sang Buddha selalu mengikuti zaman! Bahkan Albert Einstein yang terkenal sebagai Bapak Ilmu Pengetahuan pernah menyatakan bahwa "Agama yang bisa menjawab tantangan ilmu pengetahuan adalah agama Buddha".
Oleh karena itu berbahagialah kita sebagai umat Buddha. Namun hanya berpuas diri sebagai umat Buddha masih belum cukup, karena ada ajaran yang lebih dalam lagi yaitu kita hendaknya bisa melaksanakan ajaran Sang Buddha di dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting sekali karena ajaran Sang Buddha itu tidak hanya bersifat teori tetapi perlu dilaksanakan! Hal ini sama halnya dengan contoh orang yang mempunyai hobby berenang. Misalnya Saudara diberitahu bahwa berenang itu menyenangkan dan dengan bisa berenang maka Saudara tidak perlu lagi takut kepada . Lalu Saudara suka berkhayal tentang berenang. Tetapi kalau Saudara tidak pernah mau mencoba, apakah Saudara akan bisa berenang, walaupun teori-teori berenang sudah dikuasai? Apakah Saudara cuma cukup berbangga: "Ah... saya 'kan bisa teori berenang." Tentu tidak! Demikian pula dengan ajaran Sang Buddha! Ajaran Sang Buddha memang sungguh luar biasa, begitu agung, begitu indah dan tidak pernah ketinggalan zaman. Tetapi kalau Saudara tidak pernah mempraktekkannya, apakah hal tersebut akan bermanfaat? Justru dengan melaksanakan ajaran Sang Buddha, Saudara akan bisa menyelesaikan permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu bagaimanakah cara menyelesaikan permasalahan kehidupan dengan ajaran Sang Buddha? Sebetulnya ajaran Sang Buddha itu sudah terbabar di altar, hanya saja kita jarang memperhatikannya. Perlengkapan sembahyang yang dianggap kuno itu ternyata mampu menjadi salah satu medium yang dapat membabarkan Dhamma karena tersirat makna yang cukup dalam dan bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan:
1. Patung Sang Buddha
Patung Sang Buddha ini bentuknya bermacam-macam. Ada yang menggunakan bentuk seperti payung yang ada di Candi Borobudur, ada yang menggunakan gaya India, Thailand, Srilanka, dsb. Kenapa bisa berbeda-beda? Karena sesungguhnya patung Sang Buddha bukan melambangkan/mewujudkan manusia Sidharta Gautama. Jadi kalau Saudara berada di depan patung Sang Buddha, jangan Saudara membayangkan bahwa Sang Buddha itu seperti patung yang ada di hadapan Saudara atau yang pernah Saudara lihat. Kalau kita mengingat kembali riwayat hidup Sang Buddha, kita akan melihat bahwa ketika Beliau masih menjadi bodhisatva, sesungguhnya Beliau memiliki satu kehidupan yang sangat berlebihan; ada harta, tahta dan wanita. Namun Pangeran Sidharta Gautama adalah manusia yang mempunyai cara berpikir yang berbeda.
Ketika Beliau menyadari bahwa hidup ini sesungguhnya tidak kekal dan tidak memuaskan, Beliau pun memutuskan untuk mencari obat yang dapat mengatasi ketuaan, sakit, lahir dan mati; walaupun sangat menderita, Beliau terus berjuang. Bahkan pada suatu hari Beliau bertekad untuk tidak akan berdiri dari tempat duduknya sebelum menemukan obat sakit, tua, lahir dan mati; dan malam itu juga Beliau berhasil menembus hakekat hidup yang tidak kekal yang disebut mencapai Nibbana, yang sekarang diperingati setiap hari Waisak. Inilah sesungguhnya makna yang terkandung dari patung Sang Buddha yaitu lambang semangat yang tidak pernah kenal putus asa. Ketika melihat patung Sang Buddha, hendaknya muncul semangat untuk bekerja, semangat untuk berjuang dalam meraih cita-cita. Kita bersujud di depan patung Sang Buddha adalah untuk menghormati Guru kita yang telah mengajarkan kebenaran, jadi bukan menyembah pada patung. Dengan demikian, kita tidak akan pernah kekurangan/kehilangan semangat dalam perjuangan hidup kita.
2. Lilin
Lilin ini sesungguhnya juga merupakan suatu lambang. Seperti lilin yang rela hancur demi menerangi kegelapan, demikian juga hendaknya seorang umat Buddha mau berkorban untuk kebahagiaan makhluk lain. Pengorbanan besar telah diberikan oleh Guru kita; 6 tahun menderita dan membaktikan diri selama 45 tahun untuk mengajarkan Dhamma setiap hari. Kita pun sebagai murid-muridNya hendaknya bersikap demikian; seperti lilin yang menerangi kegelapan, demikian juga hendaknya kita sebagai umat Buddha bisa menjadi pelita di dalam kehidupan bermasyarakat dengan kebenaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha.
3. Bunga
Bunga melambangkan ketidak kekalan; hari ini indah dan wangi tetapi besok akan layu, lusa akan membusuk dan dibuang. Demikian pula dengan diri kita; hari ini kita masih sehat, kuat dan cantik tetapi dengan berlalunya sang waktu; kesehatan, kekuatan dan kecantikan kita pun akan berkurang. Seperti bunga yang sekarang segar, besok akan layu dan dibuang; demikian juga hendaknya kita selalu menyadari bahwa pada suatu ketika kita pun akan dibuang, berpisah dengan yang dicintai dan berkumpul dengan yang dibenci. Oleh karena itu, tidak ada gunanya kita sombong/berbesar kepala karena semua ada batasnya dan tidak kekal. Ini adalah Dhamma yang dipesankan lewat altar.
4. Air
Air ini melambangkan pembersih segala kotoran. Seperti air yang membersihkan semua debu-debu kekotoran; demikian juga ajaran Sang Buddha hendaknya bisa membersihkan segala kekotoran yang melekat di batin dan pikiran kita baik ketamakan, kebencian maupun kebodohan.
Langganan:
Postingan (Atom)