Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya,“ Bagaimana perjalanan tadi?“
“Sungguh luar biasa, Pa.“
“Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin??“ tanya sang ayah .“Iya Pa.” jawabnya.
”Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?” Tanya ayahnya lagi.
“Sungguh luar biasa, Pa.“
“Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin??“ tanya sang ayah .“Iya Pa.” jawabnya.
”Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?” Tanya ayahnya lagi.
Si anak menjawab,” Saya melihat kenyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor. Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya. Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memilki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka. Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan mereka seluas horizon. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani mereka sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri. Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.”
Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan. “ Terima kasih, pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita.” Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak dimiliki. Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain. Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa yang akan terjadi kita semua bersyukur atas yang telah terjadi bagi kita daripada khawatir untuk meminta lebih lagi.
Sebagai manusia kita semua memiliki potensi untuk menjadi bahagia dan berbelas kasih, dan juga memiliki potensi untuk menjadi menderita dan kejam kepada sesama. Potensi-potensi tersebut ada di dalam kita semua.
Sebagai manusia kita semua memiliki potensi untuk menjadi bahagia dan berbelas kasih, dan juga memiliki potensi untuk menjadi menderita dan kejam kepada sesama. Potensi-potensi tersebut ada di dalam kita semua.
Jika kita ingin bahagia, maka hal yang penting untuk dilakukan adalah mencoba untuk mengembangkan aspek-aspek yang positif dan berguna yang ada dalam diri kita masing-masing dan mencoba untuk mereduksi atau mengurangi aspek-aspek negatif.
(YM. Dalai Lama)
(YM. Dalai Lama)
1 komentar:
wah cerita yang sangat inspiratif... semoga kita bisa belajar utk lebih mensyukuri apa yang dimiliki daripada mengeluhkan apa yang tdk dimiliki
Posting Komentar