Saya (Erwin) sebagai penulis blog UKM Buddha, mengucapkan terima kasih & anumodana kepada teman-teman yang baru bergabung di keluarga besar UKM Kerohanian Buddha. Mari kita mengembangkan Buddha-Dhamma melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.Berusaha mengendalikan diri untuk memilih kegiatan yang tepat, bermanfaat untuk dirinya dan orang banyak. Membuat hidup lebih berarti, bermanfaat, mengenal lebih dekat indahnya Dhamma. Be Happy.....
Mari kita review beberapa acara yang telah dilaksanakn oleh UKM Buddha, yaitu Puja bakti mingguan, dan perayaan Hari Kathina 2552 BE /2008.Puja bakti mingguan pertama kali dilaksanakan di UIB pada tanggal 12 Oktober 2008, dihadiri oleh Bpk.Suwarno S.T selaku pembina UKM Buddha. Beliau memberikan wejangan Dhamma pada puja bakti minggu pertama. Topik yang dibawakan menarik sekali yaitu Mengapa saya beragama Buddha.
Pada tanggal 19 Oktober 2008 UKM Buddha mengundang pembicara dari Jakarta yaitu Bpk Tio . Beliau mengangkat topik: "Keyakinan Dasar Umat Buddha". Di sesi ini Bpk. Tio bercerita bagaimana awal beliau meyakini Agama Buddha, dan menjadi Buddhis, serta bagaimana seharusnya cara berpikir Buddhistis, dengan tetap mengedepankan bahwa menjadi Umat Buddha harus giat belajar meditasi, dan membaca buku2 Dhamma dari sumber-sumber Tipitaka, dan buku-buku bacaan Dhamma lainnya. Beliau pun bercerita bagaimana dulunya pernah belajar menjadi salah satu pengikut Non Buddhis, dan Yi Kuan Tao, dan bisa memahami hakekat Buddhism itu sendiri, akhirnya beliau menemukan apa yang beliau cari yaitu Buddha-Dhamma dengan bersumber pada Tipitaka. Hukum Kamma (Karma) itulah yang menjadi satu hal yang memotivasi beliau, sehingga beliau tertarik dengan Agama Buddha. (sumber: www.buddhamanggala.blogspot.com)
Pada minggu 2 November 2008, UKM Buddha mengundang pembicara dari Batam yaitu Bpk. Sumanto. Beliau adalah salah satu guru agama Buddha di Kota Batam. Topik yang dibawakan sangat menarik yaitu Membaca Paritta apakah dapat menjadi suci. Dan pada minggu berikutnya yaitu tanggal 12 Oktober 2008, UKM Buddha mendatangkan pembicara dari Tanjungpinang yaitu Pdt. Dwi Prayatno. Topik yang dibawakan oleh Beliau yaitu Manfaat Beragama. Pembicara menjelaskan bahwa manfaat seseorang beragama yaitu kita dapat merasakan perubahan dari diri kita menjadi lebih baik, mulai dari pikiran,ucapan,dan tindakan.
Dahulu kala, disebuah desa kecil di negeri cina hiduplah seorang ibu tua
bersama seorang anak laki-lakinya. Sehari-harinya si anak bekerja
disawah mereka yang tak begitu luas. Saat menjelang siang setiap harinya
sang ibu mangantar makan siang untuk anaknya. Namun malang, jika sang ibu terlambat mangantar makanan anaknya maka si anak akan memarahinya dan
tak segan untuk mamukul ibunya.
Suatu hari, matahari begitu terik menyinari bumi. Karena kelelahan si anak beristirahat dibawah pohon. Sambil mengipasi dirinya, ia mengamati
sekitarnya. Pandangannya tertuju pada anak-anak kambing yang sedang
menyusu kepada induknya dengan posisi sujud. Si anak tertegun.
‘wah kambing saja begitu menghormati induknya, bahkan saat meyusu saja harus sujud dihadapan induknya, sedangkan aku, aku bahkan memukuli ibu bila terlambat mengantar makananku, sungguh tak berguna aku’.
Dalam hati si anak bertekad untuk selanjutnya akan menghormati ibunya
dan tidak akan memarahi ibunya apalagi memukul ibunya lagi. Dari kejauhan tampak sang ibu sedang berjalan menuju tempat anaknya. Sang ibu terlihat begitu kelelahan dibawah terik matahari siang itu.
Melihat ibunya dari kejauhan, si anak tak sabar lagi sambil berlari menyusul
ibunya ia berteriak memanggil.
”ibu…..ibu...…ibu….....!”
”ibu...…ibu…...ibu......…!”
Bukan kepalang kaget sang ibu melihat anaknya berlari kearahnya sambil
berteriak-teriak.
’Ya..Tuhan, salah apalagi aku hari ini hingga anakku begitu marah padaku
ia pasti akan memukuliku’. Pikir sang ibu dengan sangat sedih. ‘Hari ini aku tidak akan membiarkan dia memukulku lagi’.
Sang ibu pun berbalik dan berlari menghindari anaknya sementara si anak terus mengejar. Si anak semakin mendekat dan sang ibu pun berlari sangat kencang sekuat tenaga. Hingga akhirnya, sampailah sang ibu dibibir sungai
Sungai tersebut tidak terlalu dalam namun airnya tidak pernah kering.
Tanpa pikir panjang, sang ibu pun melompat kedalam sungai tersebut
karena melihat anaknya sudah hampir mendekati dirinya.
Bukan main kaget si anak melihat ibunya manceburkan diri ke dalam sungai.
Ia menunggu dan berharap agar ibunya muncul ke permukaan sungai. Namun, ibunya tak kunjung muncul juga. Ia pun menangis dan meratap dipinggir sungai dengan sangat sedih. Beberapa saat kemudian ia melihat sekeping papan mengapung dipermukaan sungai. Ia langsung mengambil papan tersebut untuk kemudian ia bawa pulang dan dalam hatinya ia berpikir ‘sepotong kayu ini adalah pengganti ibu dan kini ibu telah tiada’.
Setiap hari si anak bersujud dan berdoa untuk ibunya melalui sepotong papan tersebut. Kadang-kala ia juga menyajikan makanan kesukaan ibunya didepan papan tersebut, walaupun setiap kali makanan tersebut masih tetap ada tak bergerak sedikit pun.
Hingga suatu hari si anak menikah, ia pun selalu berpesan kepada isterinya
untuk selalu menghormati dan melakukan seperti apa yang ia lakukan terhadap papan tersebut. Lama-kelamaan si isteri bosan karena tiap hari selalu menyembah papan tersebut. Maka lalailah ia menjalankan kewajibannya. Tak jarang si isteri pun tidak menyembah papan tersebut hingga si suami mendapati potongan papan tersebut mengeluarkan darah. Si suami pun memarahi isterinya dan menjelaskan bahwa papan tersebut merupakan symbol
dari ibunya. Dengan demikian, mengertilah si isteri dan ia tak pernah lagi lalai melaksanakan kewajibannya dan papan tersebut tidak lagi mengeluarkan darah.
Kisah diatas merupakan asal-usul orang Tionghoa menghormati leluhur
dengan memasang kayu nisan pada kuburan leluhurnya. Konon katanya papan tersebut diukir nama leluhur beserta tanggal meninggal dan dibubuhi cat merah pada nama leluhur yang meninggal, sedangkan cat hijau untuk nama keluarga lain seperti isteri atau suami...
Salah satu presiden Amerika Serikat John F Kennedy pernah berkata: Ask not what your country can give you, but what you can give your country yang artinya "Jangan tanya apa yang negara bisa berikan tapi tanyalah apa yang kamu bisa berikan untuk negaramu. Dengan pertanyaan inilah Presiden Kennedy memotivasi rakyatnya untuk berbuat lebih untuk negaranya. Pertanyaan berkualitas akan menghasilkan jawaban yang berkualitas
Apapun yang kita tanyakan pada otak kita selalu ada jawabannya contohnya kalau kita selalu bertanya pertanyaan yang melemahkan seperti kenapa saya selalu gagal, kenapa saya selalu tidak bisa? Maka dalam sekejap otak kita akan memberikan jawaban yang melemahkan kita. Sebaliknya kalau kita bertanya pertanyaan yang lebih bermanfaat seperti apa yang menyebabkan kegagalan saya, pelajaran apa yang dapat saya pelajari dari kegagalan ini, apa yang akan saya lakukan agar saya bisa bangkit lagi? Secara otomatis otak kita akan memberikan solusi untuk masalah kita.
Selain cara bertanya diatas, ada satu frase yang sangat efektif untuk memecahkan masalah yang pelik yaitu Frase “What if” atau “Bagaimana kalau”? Frase” bagaimana kalau” sangat efektif untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan solusi karena dengan pertanyaan “Bagaimana Kalau” maka anda bisa menciptakan alternatif baru untuk solusi.
Contoh pertanyaan yang ditanya Wright Bersaudara ketika menciptakan pesawat terbang:
Apakah manusia bisa terbang?
Bagaimana kalau manusia bisa terbang?
Kalau bisa, Apa yang akan diperlukan supaya manusia bisa terbang?
Jawabnya : alat yang bisa terbang sepertinya sayap
Apakah mungkin diciptakan?
Kenapa tidak, memang belum ada yang bisa menciptakannya?
Bagaimana kalau bisa diciptakan?
Mesin apa yang dibutuhkan untuk menerbangkannya? dan lain-lain.
Pertanyaan itulah yang akhirnya mewujudkan impian Wright Bersaudara untuk menciptakan pesawat terbang. Bagaimana dengan Anda? Pertanyaan apa yang anda akan tanyakan kepada diri anda ketika anda mengalami kegagalan? Apakah anda juga akan bertanya yang sama seperti wright bersaudara. Hadiahkanlah diri Anda dengan pertanyaan pertanyaan yang memberikan semangat dan memotivasi Anda untuk maju.
Saya cantumkan beberapa pertanyaan yang memotivasi kita disetiap pagi hari:
Dihari yang indah ini apa yang akan saya lakukan untuk bisa lebih berprestasi?
Apa yang akan saya lakukan untuk membuat hidup saya lebih berkualitas?
Apakah saya sudah mempersiapkan diri saya untuk membuat hari ini menjadi yang tak terlupakan dalam dihidup saya?
Prestasi lain apakah yang akan saya ciptakan untuk membuat diri saya dan orang yang saya cintai bangga?
Terobosan apakah yang akan saya lakukan hari ini?
By Tommy Siawira
Indonesia NLP Trainer and Coach
Umumnya, hari pertama masuk kuliah kebanyakan para lulusan SMU akan merasakan menemukan dunia yang baru. Ya, dunia dimana mereka sudah bukan lagi anak sekolah yang memakai seragam putih abu-abu. Mereka dapat menimba ilmu dengan menggunakan baju bebas. Berjumpa dan berkenalan dengan teman-teman yang baru rasanya menyenangkan sekali.
Kegembiraan terlihat di raut wajah mereka saat menginjakkan kaki di kelas pertama, senyuman bertebaran di ruangan itu. Namun menjadi tidak gembira alias memusingkan kepala jika beberapa minggu setelah masuk kuliah diberi tugas oleh para dosen.
Hampir tiap minggu, tugas-tugas berdatangan. Tidak tanggung-tanggung jika sudah mendekati ujian, tugas menumpuk. Di setiap mata kuliah yang diambil pasti memberikan tugas. "Wah, saatnya berpusing-pusing ria". Kalimat itu tentu saja tidak asing lagi di telinga kita.
Ketika selesai kuliah dan mulai memasuki dunia kerja, seseorang akan baru benar-benar menyadari bawa tugas yang diberikan para dosen ternyata merupakan sebuah momentum yang sangat baik untuk menjadi orang yang kreatif. Tugas-tugas yang diberikan jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan banyak manfaat.
Segala pemikiran kita sebenarnya dapat dituangkan ke dalam tugas tersebut. Namun terkadang kebanyakan dari mereka mengerjakan tugas dengan prinsip "yang penting selesai dan kumpul". Sebuah prinsip yang seharusnya dibuang jauh-jauh dari otak kita.
Semakin banyak tugas yang diberikan sebenarnya memberikan banyak kesempatan bagi kita untuk belajar lebih banyak mengenai suatu hal. Tuangkan segala ide dalam tugas maka kemampuan otak akan terasah. Kita akan menjadi orang yang kreatif. Kita dapat menuangkan segala pemikiran di sana, jika salah maka ada dosen yang siap untuk membantu.
Berbeda dengan dunia kerja yang menuntut kecepatan dan kinerja yang baik. Anda dituntut untuk meminimalisasi kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan. Jika melakukan kesalahan saat bekerja tentunya, teguran siap menerpa. Jadi diberi tugas, harusnya dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Kok malah pusing? By : Vinna waty
Tipe yang pertama adalah Si "Tapi". Si Tapi adalah tipe orang yang mudah mengucapkan sesuatu tanpa disertai dengan niat. "Menarik, saya ingin belajar donk.. Tapi nanti saja ya.." adalah contoh kalimat yang biasa dilontarkan Si Tapi. Keinginan sudah ada namun tanpa niat sehingga keinginan tersebut hanya sebatas ucapan mulut. Dan sadar ataupun tidak bahwa kata "tapi" itu adalah penghambat utamanya. "Saya ingin berubah tapi..", "saya ingin belajar tapi.." ... Berulang-ulang Si Tapi hanya berpusat pada kata tapi dan kalimat sesudahnya saja sehingga ia terlalu sibuk dengan 'tapi'-nya tanpa ada tindakan yang nyata. Ketika orang lain telah mulai belajar, Si Tapi ini tetap masih 'jalan di tempat' saja. Jika Si Tapi ini menghubungi dan berkata ingin mempelajari sesuatu dari saya maka saya melihat bahwa sebagian besar dari mereka akan melupakan sendiri niat mereka tersebut.
Tipe yang kedua adalah Si "Memang". Si Memang adalah tipe orang yang menghambat dirinya dengan men-cap diri dengan sebuah label terlebih dahulu di awal dan selama proses belajar. Contoh perkataan yang biasa dilontarkan Si Memang ini adalah : "Ya habis bagaimana saya ‘kan memang gaptek..". Mungkin hal tersebut terlihat sepele, namun tanpa disadari bahwa hal tersebut dapat berdampak besar kepada diri orang tersebut. Mayoritas tipe Si Memang ini akan tertahan dan sulit untuk maju. Setiap kali dijelaskan, Si Memang telah menutupi dirinya sendiri dengan 'tameng' label tersebut. Seolah-olah karena memang sudah begitu maka mereka mudah melupakan yang telah diajarkan dan malas melakukan usaha untuk mencatat. Di samping itu, Si Memang juga kurang mempunyai keinginan untuk berpikir kritis dan mengembangkan keingintahuannya . Si Memang ingin selalu 'disuapi' dengan informasi. Jika saya mengajar tipe Si Memang yang memang telah 'parah' dalam artian susah diubah mindset-nya, maka Si Memang akan menderita kerugian lain yaitu ia hanya akan mendapatkan informasi/pelajaran umum saja, tidak mendalam.
Tipe ketiga adalah Si "Sok Tahu". Si Sok Tahu ini adalah tipe orang yang mempunyai semangat ingin belajar yang tinggi bahkan karena terlalu tingginya hingga tipe orang seperti ini terlalu menganggap sepele hal-hal dasar seperti konsep dkk. Biasanya ditambah dengan besar mulut.Mereka tidak terlalu ingin tahu mengenai konsep dan langsung ingin membuat sebuah hal yang mereka anggap 'keren/canggih'. Sebagai contoh sederhana saya akan memberikan berdasarkan pengalaman saya. Suatu kali saya berkesempatan untuk mengajar tentang animasi 2 dimensi (2D) di sebuah himpunan mahasiswa. Dari awal saya telah tekankan bahwa mereka harus menguasai konsep terlebih dahulu karena yang namanya animasi itu baik 2D atau 3D akan sangat rawan terjadi kesalahan-kesalahan yang sebetulnya sepele diakibatkan oleh pemahaman konsep yang kurang kuat. Ada seorang mahasiswa yang memburu saya agar terus lanjut saja secara cepat tanpa dia kurang peduli dengan peserta lainnya. Ketika saya menjelaskan konsep dasar, dia terlalu asik dengan aktifitasnya sendiri di komputer. Ketika sudah mulai praktik untuk membuat animasi dasar, Si Sok Tahu ini berulang kali melakukan kesalahan yang sama akibat ketidaktahuan dia akan konsep padahal peserta lainnya yang mengikuti penjelasan konsep dari awal tidak mengalaminya. Dan pada akhirnya Si Sok Tahu ini akan bingung sendiri sehingga saya terpaksa berulang kali menjelaskan penjelasan yang sama terutama tentang konsep. Biasanya apabila Si Sok Tahu ini bertanya maka dia yang akan terakhir saya jawab pertanyaannya setelah pertanyaan peserta lain terjawab, tentu saja hal ini malah akan menghambat dirinya kan?
Tipe yang terakhir adalah Si "Niat Plus" , plus di sini maksudnya adalah orang tersebut selain mempunyai niat yang kuat namun juga memiliki komitmen serta kerendahan hati. Si Niat Plus ini sangat jarang saya jumpai, namun bukan berarti tidak ada. Tipe seperti Si Niat Plus inilah yang sekalipun dia belajar dari nol namun dengan tekadnya yang kuat serta kerendahan hatinya maka ia dapat melampaui tipe-tipe orang sebelumnya. Dan saya sangat menghargai Si Niat Plus ini sekalipun harus mengajarinya dari awal. Karena tipe orang seperti ini mempunyai beberapa keunggulan lain yaitu daya pikirnya yang kritis dan selalu ingin tahu namun tetap terbuka dan rendah hati untuk sharing pengetahuan dari orang lain. Si Niat Plus ini juga mau untuk belajar dari nol,termasuk dari konsep, sehingga Si Niat Plus ini akan lebih kreatif dalam mengembangkan kreatifitasnya. Karena apa? Saya toh berangkat dari tipe ini juga. Selama proses belajar saya yang cenderung otodidak maka saya belajar bahwa semakin kita menjadi tipe Niat Plus, maka orang akan tidak segan-segan untuk sharing ilmu mereka dengan kita. Setelah saya mengajar orang, saya baru menyadari bahwa memang benar bahwa saya menjadi lebih semangat untuk mengajar orang yang mempunyai niat namun rendah hati karena semangat juang mereka beda. Berapakali pun mereka harus mencoba, Si Niat Plus tetap akan terus berusaha mengembangkan kemampuan mereka. Mereka tidak akan mudah menyerah di tengah jalan apabila menemui hambatan ataupun kegagalan. Ketika mereka sudah beranjak pada level selanjutnya, maka jangan heran apabila mereka dapat menghasilkan karya yang seakan-akan rumit namun sebenarnya simple karena mereka mempunyai pemahaman konsep serta teknikal secara bersamaan.
Sekarang.. Yang manakah tipe Anda? Semua itu sebenarnya akan kembali kepada pilihan Anda sendiri. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah Anda menjadi maju selain Anda sendiri.
Langit cerah tampak begitu mendung
Seluruh dunia tampak tak bersahabat
Tak ada satu tempat pun yang memberikan kenyamanan
Berjuta kepingan es seakan menikam hati
Sakit dan perih menjadi satu
Dan air mata pun mulai mengalir…
Ketika kebahagiaan datang, dunia tampak begitu indah
Langit mendung tampak begitu cerah
Seluruh dunia tampak begitu bersahabat
Semua tampak memberikan kenyamanan
Berjuta kehangatan seakan menyelimuti hati
Damai dan suka cita menjadi satu
Dan tawa pun mulai merekah…
Kedua keadaan yang kontras di atas mungkin sering kita alami. Ada saat di mana kita begitu bahagia, tawa pun tak bisa ditahan. Namun di saat lain, kita merasa begitu sedih, saat di mana kita begitu kesepian, sendirian, dan kita harus berjuang melawan tangis. Air mata yang menetes seakan belum dapat melukiskan kepedihan hati kita. Pernahkah anda berpikir, berapa sering perasaan kita menghadapi dualisme itu? Seberapa sering anda merasa dipermainkan oleh perasaan anda sendiri? Berapa sering anda tak dapat mengontrol perasaan anda?
Ketika anda sedang megalami kebahagiaan, mungkin anda jarang memperhatikan perasaan anda. Anda hanya mengetahui bahwa saat itu anda senang dan anda begitu bahagia. Dan tak ada yang perlu anda pikirkan lagi. Namun, bagaimana ketika anda sedang mengalami kesedihan? Pasti di pikiran anda penuh dengan tanda tanya. “Mengapa saya yang harus mengalami nasib yang begitu buruk ini?”. “Mengapa harus saya?”. “Mengapa dunia seakan tidak adil kepada saya?”
Berbagai kondisi di atas masih menunjukkan sifat kita yang lobha (serakah) dalam arti ingin menambah hal yang menyenangkan namun tidak ingin menerima hal yang tidak menyenangkan. Diri kita masih penuh dengan tanha (nafsu keinginan). Kita masih dilingkupi oleh belenggu batin sehingga kita tidak bisa melihat dan menerima realitas dengan baik. Kita tidak bisa mengontrol batin kita. Batin kita belum bisa mencapai upekkha( keseimbangan batin). Ketika bahagia kita begitu bahagia, dan ketika sedih kita begitu sedih.
Mungkin banyak dari anda yang setelah merenungkan kondisi seperti ini merasa bingung. Mungkin anda akan bertanya-tanya, “Jadi mengapa perasaan saya harus dipermainkan seperti ini?” “Mengapa saya harus dipermainkan dalam lingkaran kebahagiaan dan kesedihan yang tak berakhir?” Dan mungkin anda akan berkata, “Saya sudah bosan dengan keadaan seperti ini”.
Mungkin tindakan yang tepat adalah bagaimana anda mengontrol perasaan anda. Ketika anda senang, anda tidak terlalu senang. Sementara ketika anda sedih, anda tak terlalu sedih. Intinya anda berusaha menghindari sisi ekstrem. Anda menerima semua realitas dengan “biasa-biasa saja”. Ada baiknya ketika anda sedang bahagia, anda dapat merenungkan pertanyaan berikut ini, “ Mengapa saya bahagia?”. Lalu anda menyadari, bahwa kebahagiaan yang anda terima pasti ada sebabnya. Dan anda menyadari bahwa penyebabnya adalah karma baik yang pernah anda tanam sebelumnya. Dengan demikian anda tak akan terlalu berlebihan menerima kebahagiaan yang datang kepada anda karena anda tahu bahwa apa yang anda terima sekarang adalah hasil perbuatan anda di masa lampau. Karma baik anda sedang berbuah saat ini. Anda seharusnya mendapat motivasi untuk lebih banyak melakukan karma baik lagi (tapi perbuatannya tetap dilandasi dengan ketulusan, tidak semata-mata mengharapkan pamrih untuk menerima kebahagian semata). Tapi hendaknya anda menerima semua kebahagiaan dengan sewajarnya, anda menyadari bahwa kebahagiaan pun hanya sementara, tak kekal dan suatu saat akan hilang.
Ketika anda sedang mengalami kesedihan, anda dapat melakukan perenungan terhadap hal yang sama ketika anda sedang mengalami kebahagiaan. Anda dapat merenungkan, “Mengapa saya sedih?”. Lalu anda menyadari bahwa kesedihan yang anda terima pasti ada sebabnya. Dan anda menyadari bahwa penyebabnya adalah karma buruk yang pernah tanam sebelumnya. Dengan demikian anda tak akan terlalu berlebihan menerima kebahagiaan yang datang kepada anda karena anda tahu bahwa apa yang anda terima sekarang adalah hasil perbuatan anda di masa lampau. Karma buruk anda sedang berbuah saat ini. Anda seharusnya mendapat motivasi untuk tidak menambah timbunan karma buruk lagi. Anda juga harus menerima semua kesedihan dengan sewajarnya, anda menyadari bahwa kesedihan pun hanya sementara, tak kekal dan akan berlalu juga suatu saat.
Anda harus berusaha mengembangkan upekkha (keseimbangan batin). Anda tahu ketika kebahagiaan datang, lalu menerima sewajarnya. Demikian pula ketika kesedihan datang, anda mengetahuinya, lalu menerima sewajarnya. Dengan demikian anda dapat mengontrol perasaan anda, bukan anda yang dikontrol oleh perasaan anda. Adalah lebih baik ketika anda dapat menakhlukkan diri anda sendiri daripada menakhlukkan orang lain. Bila hal ini dapat dilakukan, maka anda tidak akan merasa terlalu tetkejut ketika kebahagiaan berubah menjadi kesedihan ataupun kesedihan berubah menjadi kebahagiaan. Anda mengetahui, semua hal ada sebabnya. Benih yang baik akan menghasilkan buah yang baik, sementara benih yang tidak baik akan menghasilkan buah yang tidak baik. By : Tim Rohani KMBUI
In our efforts to keep things on perspective, we human beings live in a skeptical world. We want everything to make sense and we tend to rely heavily on logical thinking. The purpose is quite simple - we want to be precautious. We want to carefully run our lives so as not to create unnecessary problems in the future. In business, it is very important to be reasonable to minimize risk. In daily life, we want to avoid disappointments from unfulfilled expectations. It is only human nature to want to be in control. As a matter of fact, there are many benefits can be derived from logical thinking:
* Convenience - logical thinking provides easy understanding of ideas due to the linear, structured and sequential nature.
* Replication - when we know how to generate the idea / concept, we can generate it again in the future, as much as others can generate it too.
* Fact based decision making - when making decisions, we want to make sure that we come up with the right solutions addressing actual, not imaginary, problems.
Nevertheless, there is an invisible power out there beyond logical thinking. Leaving out supernatural things, what would we say about serendipity, intuition, inclinations, like & dislike, charm/ charisma, love, interests, and others? In addition, a lot of times decisions are not based on logic. How many times do we use feelings in making our choices? Is it possible that we do it all the time? In business, we will not hire someone or buy something from people we don't like. In daily life, we don't want to do things we don't like, sometimes to the level of being unfair or detrimental. For instance: choosing to go out with friends than spending the evening with our parents.
Talking about feelings, there is something not logical in life that we really don't want to miss - miracles. Miracle is a hard to explain phenomenon, something which, under normal circumstances, should not or could not possibly have happened. But it happens anyway...
People don't want to believe in miracles because they want to keep everything in check. Then, when the miracle happens they believe it is a pure coincidence, a pure luck that they don't want to count on. However, can human survive the existence for so long if we only depend on things within the grasp of our minds? How can we explain compassion, how can we explain patriotism, spirituality, and others? What about defending your rights or fighting for your beliefs. There are things in life that cannot be easily explained or simply beyond the human mind. Even science has proven the existence of things beyond our normal senses.
In relation to miracles, sometimes good things happen to us without us having to make the conscious efforts, something that we should be grateful for. Yet, sometimes people don't want to believe their luck and try to run away from it. Examples will include celebrities who cannot handle their fame, especially when it comes by storm. We see how people who get rich too fast lose their balance and trip. But those are the most extreme examples. In daily life, when someone is being nice, we tend to assume a hidden interest. Can we take the person as simply being nice? Meanwhile, some people consciously or unconsciously mess up their lives for not being able to handle the good things. Some ruin their career for gambling or deny a promotion for fear of not being able to live up to the expectations. Men leave their faithful wives for bitches, etc. Therefore, some people actually prefer the bad than the good.
Why is it difficult for people to take the good things in life? We cannot accept the good thing because we don't believe that we deserve it. We don't believe that we are worth it. As a matter of fact, some people find it hard to be optimistic and find it easier to be negative. It may relate to the way we see ourselves - do we have enough respect and love to ourselves? When we respect ourselves, we respect our lives. It takes courage to be able to accept ourselves and be grateful for who we are. There are many things in life that we should be grateful for, and a lot of times they come in subtlest forms. It is the ability to see the miracles in life which makes us able to see the bigger power, the other dimensions that add to the richness of life. By : Rini
The twin teachings on kamma and rebirth have several important implications for understanding our own lives.
First they enable us to understand that we are fully responsible for what we are. We can't blame our troubles on our environment, on our heredity, on fate or on our upbringing. All these factors have made us what we are, but the reason we have met these circumstances is because of our past kamma. This might seem to be at first a pessimistic doctrine. It seems to imply that we are the prisoners of our past kammas, that we have to submit to their effects. This is a distortion.
It is true that very often we have to reap the results of our past kamma. But the important point to understand is that kamma is volitional action, and volitional action always takes place in the present, only in the present. This means at present it is possible for us to change the entire direction of our life.
If we closely examine our lives we'll see that our experience is of two types: first, experience that comes to us passively, which we receive independently of our choice; and second, experience which we create for ourselves through our choices and attitudes. The passive side of experience is largely the effect of past kamma.We generally have to face this and learn to accept it. But within those limitations there is a space, the tremendous space of the present moment, in which we can reconstruct our world with our own minds.
If we let ourselves be dominated by selfishness, hatred, ambition and dullness, then, even if we are wealthy and powerful, we'll still be living in misery and suffering and keep planting seeds for rebirth in the world of suffering. On the other hand, even if we are poor and in sad circumstances, with much pain and misfortune, if we observe pure conduct, develop a mind of generosity, kindness and understanding, then we can transform our world, we can build a world of love and peace.
Anda harus belajar bagaimana menjaga diri anda dari kritik yang tidak adil dan bagiamana mempergunakan kritik yang membangun. Anda haruslah melihat secara objektif terhadap kritik yang diberikan orang-orang lain kepada anda. Bila kritik terhadap anda itu benar, ada dasarnya dan diberikan dengan maksud baik, maka terimalah kritik itu dan pergunakanlah. Tetapi, bila kritik itu tidak benar dan tidak berdasar dan diberikan dengan maksud jahat, anda tidak harus menerima kritik jenis ini. Bila anda tahu bahwa sikap anda benar dan dihargai oleh orang-orang yang bijaksana dan berada, maka janganlah mempedulikan kritik yang tidak berdasar. Pengetahuan anda tentang kritik yang membangun dan yang merusak adalah penting.
"Tidak ada orang yang tidak bersalah didunia ini.” JANGAN HARAPKAN APA-APA DAN TIDAK ADA YANG AKAN MENGECEWAKAN ANDA
Anda dapat melindungi diri anda dari kekecewaan-kekecewaan dengan tidak mempunyai harapan-harapan yang berlebih-lebihan. Bila anda tidak mengharapkan apa-apa, maka tidak ada yang dapat mengecewakan anda. Jangan harapkan imbalan atas kebaikan yang anda telah perbuat. Berbuat baiklah demi perbuatan baik itu sendiri. Bila anda dapat menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun, maka anda tidak akan mengalami kekecewaan. Anda dapat menjadi orang besar! Kegembiraan yang timbul dalam pikiran anda karena kebaikan yang telah anda perbuat, itu sendiri adalah imbalan yang besar. Kegembiraan menciptakan kepuasan dalam hidup kita.
Mungkin anda adalah orang yang sifatnya baik dan anda tidak berbuat yang mencelakakan orang-orang lain. Tetapi anda disalahkan orang-orang lain sekalipun berbuat baik. Anda harus menghadapi kesukaran-kesukaran dan kekecewaan-kekecewaan sekalipun anda telah menolong orang-orang lain dan telah berbuat baik bagi orang-orang lain. Anda mungkin bertanya: “Bila kebaikan menimbulkan kebaikan dan kejahatan menimbulkan kejahatan , mengapa saya harus menderita bila saya benar-benar tidak bersalah? Mengapa saya harus mengalami begitu banyak kesulitan? Mengapa saya mendapatkan begitu banyak kekecewaan? Mengapa saya dipersalahkan oleh orang-orang lain sekalipun saya berbuat baik?” Jawaban yang sederhana ialah: bila anda berbuat perbuatan baik, anda harus menghadapi kekuatan-kekuatan jahat. Bila tidak, anda sedang menghadapi karma tidak baik dari masa lalu yang masak dizaman sekarang. Teruslah dengan kerja baik anda dan akhirnya anda bebas dari kesukaran-kesukaran yang seperti itu. Ingatlah, bahwa anda telah menciptakan kekecewaan-kekecewaan anda sendiri dan anda sendirilah yang dapat mengatasi kekecewaan-kekecewaan ini, dengan menyadari sifat dari karma (aksi dan reaksi) dan kondisi-kondisi dunia sebagaimana dijelaskan Sang Buddha.
"Bila anda dapat melindungi diri anda, anda dapat melindungi orang-orang lain.”
Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa acara2 yang dilakukan oleh UKM Buddha dalam rangka perayaan Hari Tri Suci Waisak 2552 BE /2008 sudah terlaksana dengan baik. Kami akan mengajak anda untuk mereview kembali acara2 UKM Buddha. Semoga membawakan makna & manfaat bagi kita semua.
Donor Darah
Mendonorkan darah adalah perbuatan mulia. Karena Darah dapat menyelamatkan jiwa orang lain Acara donor darah ini dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2008 di kampus UIB dan bekerja sama dengan PMI ( Palang Merah Indonesia).
Acara ini mendapatkan dukungan yang besar dari mahasiswa/I UIB, staff, Dosen UIB . Bapak Teddy Jurnali,Mm.msi selaku pembantu rektor 1 UIB dan Ibu Meiliana, S.E.,M.Si selaku Pembantu Rektor III UIB , juga turut hadir dan mendukung acara donor darah ini.
Jumlah donatur darah pada acara tersebut berjumlah 21 orang.
Kami mengucapkan anumodana ( turut berbahagia), terima kasih kepada para segenap donator, semoga kebajikan yang Anda lakukan dapat membuahkan kebahagiaan lahir dan batin.
2. Bakti Sosial ke Panti Asuhan
Dalam rangka menyambut Hari TRISUCI WAISAK 2552 BE/2008 ini, kami menyelenggarakan kegiatan bakti sosial pada tanggal 18 Mei 2008 di panti asuhan yang ada di kota Batam, yakni Yayasan Hizbul Wathani (Batu Aji).
Kami atas nama UKM kerohanian Buddha mengucapkan terima kasih atas dana beserta materil yang disumbangkan oleh mahasiswa/I beserta staff & Dosen UIB. Dana yang dikumpulkan melalui kotak dana, kami gunakan untuk membeli sembako ( beras, indomie, dll) dan juga buku tulis, shampoo, sabun, handuk dan lain-lain. Barang2 tersebut disalurkan kepada yayasan Hizbul Wathani.
3. Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2552 BE /2008
Puncak perayaan Hari Tri Suci Waisak 2552 BE /2008 jatuh pada tanggal 20 Mei 2008, kami mengadakan kebaktian pada jam 08.30 WIB bersama bhante dari perwakilan Sangha Agung Indonesia . Hari Tri Suci Waisak memperingati 3 peristiwa penting yang terjadi pada tahun-tahun sebelum masehi, di antaranya
Kelahiran Sang Bodhisattva (Pangeran Siddharta Gautama), yang akhirnya menjadi Buddha,
Pencapaian Bodhi oleh Pertapa Gautama,
Sang Buddha PariNibbana.
4. Fang Shen ( Pelepasan Makhluk Hidup)
Diantara semua dosa, dosa pembunuhan (penyembelihan) adalah paling berat.
Diantara semua pahala, pahala Fang Shen adalah karma bajik yang terbesar.
Karena hal yang paling berharga/luhur bagi setiap makhluk hidup umumnya adalah nyawanya sendiri.
Sehingga jasa pahala membebaskan makhluk hidup adalah sangat besar dan tak terbatas.
Bayangkan bagaimana mereka : disiksa, disembelih,diiris-iris, direbus dalam air mendidih, dll.menyelamatkan mereka dari penderitaan seperti itu, akan membuat mereka sangat berterima kasih.
Setelah melakukan kebaktian bersama, kami mengadakan acara fang sheng (pelepasan makhluk hidup) dekat Sei ladi. Dimana anggota kami sudah pagi-pagi berangkat ke pasar untuk membeli makhluk hidup yang akan dilepaskan. Perlu diingat bahwa hewan-hewan yang akan dilepaskan, kita tidak boleh memesan sebelumnya. Hal ini supaya pihak penjual tidak menangkap lebih banyak lagi untuk dijual. Arti sesungguhnya dari fang shen yaitu kita membebaskan hewan2 yang sedang menderita dan melepaskannya ke alam bebas.
Sebelum memulai acara fang sheng, kami mengadakan kebaktian terlebih dahulu bersama bhante. Setelah itu, kami melepaskan makhuk hidup seperti ikan lele, ikan gabus, burung gereja dll.
Kami mengucapkan anumodana ( turut berbahagia), Terima kasih kepada para segenap donatur acara fang shen ini, semoga kebajikan yang Anda lakukan dapat membuahkan kebahagiaan lahir dan batin.
Sabbe Satta Bhavantu SukhitattaSemoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia
Dalam rangka menyambut Hari TRISUCI WAISAK 2552 BE/ 2008 ini, kami menyelenggarakan Donor Darah . Donor darah merupakan suatu kegiatan menyumbangkan darah yang dilakukan secara sukarela dari penyumbang darah untuk tujuan transfusi darah. Mendonorkan darah merupakan perbuatan mulia. Karena Darah dapat menyelamatkan jiwa orang lain.
Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan rasa suka rela dan kepedulian terhadap masyarakat yang sedang memerlukan transfusi darah serta membantu PMI (Palang Merah
2. Bakti Sosial ke Panti Asuhan
Dalam rangka menyambut Hari TRISUCI WAISAK 2552 BE/2008 ini, kami menyelenggarakan kegiatan bakti sosial di panti asuhan yang ada di
3. Pelepasan Makhluk Hidup ( FANG SHEN)
Acara yang ketiga yaitu kami akan menyelenggarakan kegiatan pelepasan makhluk hidup, yang lebih dikenal dengan istilah “Fang Sheng”. Tujuan dari pelaksanaan acara tersebut adalah untuk menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap semua makhluk hidup.
Dengan diadakannya acara ini, dapat menumbuhkan rasa cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makhluk hidup serta melatih diri kita untuk tidak melukai makhluk hidup lainnya.
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
- Donor Darah ( stand dibuka pada tanggal 05 s/d 09 Mei 2008)
Bekerja sama dengan Palang Merah
Hari/Tanggal : Minggu / 11 Mei 2008
Waktu : 13.00 WIB s/d selesai
Tempat : UIB Lt. 1 Ruang 108 dan 109
- Bakti Sosial ke Panti Asuhan
( stand dibuka pada tanggal 05 s/d 16 Mei 2008)
Bekerja sama dengan Yayasan Hizbul Wathani (Batu Aji)
Hari/Tanggal : Minggu / 18 Mei 2008
Waktu : 13.00 WIB s/d selesai
Tempat : Yayasan Hizbul Wathani
Barang – barang yang dapat di sumbangkan :
v Buku Pelajaran,Buku Bacaan & Buku Pengetahuan Umum.
v Pakaian yang layak dipakai, Sembako, dll.
- Puja Bakti Detik-detik Waisak 2552 BE / 2008
Hari/Tanggal : Selasa / 20 Mei 2008
Waktu : 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : UIB Lt. 4 Ruang 417
- Pelepasan Makhluk Hidup ( Fang Sheng )
( stand dibuka pada tanggal 05 s/d 16 Mei 2008)
Hari/Tanggal : Selasa / 20 Mei 2008
Waktu : 11.00 WIB s/d selesai
Tempat : Sei Ladi
STAND Kami di UIB Lt. Dasar : ( Stand dibuka pada jam 17.00 s/d 18.00 WIB )
Z Daftar sebagai Donatur
Z Sumbangan Dana untuk Donor Darah, Baksos ke Panti Asuhan, dan Sumbangan untuk Pelepasan Makhluk Hidup ( FANG SHEN )
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi :
Erwin (0856 657 6428) Julianti (0856 6847 7166) Februyung (0856 6813 7879)
Note : Stand ditutup pada hari sabtu & minggu
Acara Spetakuler yang diselenggarakan UKM Buddha pada Awal Tahun 2008 , yaitu Acara Seminar “One Is One’s Own Lord “ bersama pembicara Motivator No.1 Indonesia Andrie Wongso dengan moderator Drs. Ponijan Liaw,MBA,M.Pd. Acara seminar ini dilaksanakan di Hotel Planet Holiday –Batam, pukul 13.00 s/d 17.00. Yang diikuti oleh 600an peserta dengan mayoritas mahasiswa/i Buddhis UIB, Umat Buddha di Kota Batam dan sekitarnya, serta para simpatisan Buddhis UIB dan Simpatisan Buddhis .
Pembukaan dimulai dengan sambutan meriah dari Saudari Nita selaku MC pada acara seminar ini. Kemudian dilanjutkan kata sambutan dari Ketua Panitia Seminar yaitu Andi Irawan, kemudian dilanjutkan kata sambutan dari Bapak Sudir, S.Pd dan Bapak Teddy Jurnali,Mm.msi.
Kemudian dilanjutkan nyanyian pembukaan oleh Olivia Yunita dengan judul lagu ”Hero” , yang sesuai dengan topik acara seminar ini ”One Is One’s Own Lord”.
Pembukaan acara dibawakan oleh Moderator Top di Indonesia , yaitu Bpk Ponijan Liaw.
Bentuk kegiatan berupa Seminar presentasi dan tanya-jawab, dengan pembicara utama Bapak ANDRIE WONGSO, Motivator No. 1 di Indonesia, dengan moderator Bapak PONIJAN Liaw dan diselingi dengan hiburan nyanyian Lagu Buddhis oleh Artis Buddhis Indonesia, OLIVIA YUNITA dan CANDANI.
Pada acara tersebut, Bapak Andrie Wongso memberikan motivasi kepada kita semua supaya kita menjadi lebih baik daripada sekarang. Sehingga kita bisa menjadi sukses, baik dalam lingkungan kerja, sekolah, dan lain-lain. Melalui tempaan berupa ujian, cobaan, kesulitan, kegagalan, kita dapat merasakan bahwa itu semua adalah proses perjuangan yang luar biasa. Kita meharuskan menanamkan Viriya ( Jing shen/ Semangat) dalam mencapai suatu kesuksesan.
Proses perjuangan Bapak Andrie Wongso yang luar biasa dan kemampuan merubah nasib inilah yang mendasari munculnya filosofi ”Success Is My Right”, sebuah filosofi yang membuka pola pikir kita bahwa sukses adalaha hak saya, hak anda, dan hak semua orang yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.Penutupan acara seminar ini, diakhiri dengan lagu ” Dalam Dhamma”yang dibawakan OLIVIA YUNITA, CANDANI , dan Mahasiswa/i UKM Buddha.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para sponsor yang turut mendukung dalam acara seminar ini, tanpa bantuan para sponsor acara ini tidak terselenggara dengan baik.( Erwin)
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
SemogaSemua Makhluk Hidup berbahagia
Pada umumnya motivasi yang muncul karena didasari kesadaran atau keinginan sendiri (dari dalam) akan lebih kuat dibandingkan motivasi yang dipaksakan orang lain, walaupun pada akhirnya motivasi tersebut bisa juga menjadi kuat setelah hasilnya dirasakan pelakunya. Lihat saja contoh Pangeran Siddharta, tidak ada orang lain yang mendorong Beliau untuk meninggalkan istananya yang mewah, isterinya yang cantik, dan anaknya yang baru lahir, demi mencari obat mujarab untuk mengakhiri penderitaan manusia.
Motivasi yang kuat ataupun lemah terlihat dari tingkah laku sehari-hari. Kebutuhan individu untuk berhasil merupakan salah satu bentuk stimulus/ rangsangan yang mendorong motivasi seseorang. “ Stimulus adalah hal-hal yang menyebabkan bangkitnya atau timbulnya tanggapan-tanggapan atau tindakan-tindakan tertentu, sedangkan “Respons” adalah tindakan kita terhadap stimulus yang dataang.
Berbagai faktor yang menentukan respon kita yaitu : kesadaran diri, imajinasi, hati nurani, dan kekuatan tekad. Agar lebih tepat dalam memilih respons tersebut kita harus menyadari perasaan, emosi, dan kondisi fisik kita, pengaruh dari luar, pengaruh respons kita terhadap kita sendiri maupun orang lain.
Berbagai hal yang dapat membantu dalam usaha meningkatkan kesadaran diri antara lain :
Berbicara di depan cermin
Merekam pembicaraan sendiri
Meminta Umpan Balik
Evalusai keyakinan, pandanganm nilai dan perasaan
Membuat catatan harian
Sumber –sumber referensi dapat berasal dari internal maupun eksternal. Yang paling besar pengaruhnya adalah referensi internal, yang lazim disebut sebagai pengalaman, karena memang merupakan hal yang dialami kita sendiri dari paradigma, dari pelajaran, dari visi dan misi pribadi kita. Oleh karena itu, referensi internal dapat diperkaya melalui banyak belajar, membaca, mengikuti pelatihan, pada saat bersamaan referensi eksternal jga diperkaya misalnya dengan pergaulan, atau menjadi anggota organisasi, semisal UKM Buddha, UKM Komputer dsb
Daya imajinasi dapat diolah dengan cara :
- Melihat segala sesuatu dari segala sudut pandang, jangan hanya dari satu sudut saja
- Mempertanyakan batasan-batasan yang ada, yang mungkin harus diterapkan
- Hubungkan hal-hal yang mungkin tampaknya tidak berhubungan
- Rileks dan tidak tegang (tense)
- Jangan mengkritik ide-ide orang lain, sebaliknya seringlah bertukar ide dengan orang lain, karena saling bertukar ide dapat memperkaya semua pihak.
Hambatan ? Tentu, selalu ada saja hambatan atas usaha-usaha yang dilakukan. Kita bagaikan terjepit di bawah hambatan-hambatan tersebut. Untuk mengatasinya, tidak lain kita harus memperkuat faktor-faktor yang menjadi pendorong kita. Itulah kekuatan tekad, yang dapat dan harus diperbesar untuk melawan faktor-faktor penghambat.
Pada beberapa individu, terdapat kecenderungan untuk menghindar dari masalah yang timbul. Hal ini dikenal dengan istilah “Flight” atau melarikan diri dari masalah. Kebalikannya adalah “fight“ atau menghadapi dan berusaha memecahkan masalah yang timbul, karena masalah adalah tantangan, yang jika dihadapi dengan benar dan tepat, dapat memperkuat kekuatan kita, dan sebaliknya, menghindari tantangan tanpa pernah berusaha sama sekali, akan memperlemah kita. Asalkan kita mau berusaha dan mencoba dengan tekad dan pikiran positif, tantangan seperti apapun beratnya, akan dihadapi dengan baik.
Kita baru mulai melangkah, diperlukan kegigihan luar biasa untuk mencapai keberhasilan, dan kita sendiri yang akan memetik buahnya kelak. Apa yang dilakukan jika semua usaha kita gagal ? Terimalah kenyataan dari kegagalan itu, dan berusahalah belajar dari kegagalan, jadikan kegagalan sebagai bahan evaluasi, intropeksi untuk meningkatkan diri di masa mendatang, sehingga kalaupun kita terjatuh, tidak akan menggelinding ke bawah, melainkan menggelinding ke atas. Penolakan kita atas kegagalan yang terjadi, tidak akan memperbaiki keadaan, melainkan memperlemah kita sendiri karena hati nurani tidak bisa dibohongi.
Suatu banyak contoh keberhasilan orang-orang besar yang memiliki motivasi luar biasa kuat walaupun pada awalnya mereka mengalami kegagalan, yang bukan hanya sekali dua kali, namun berkali-kali, bahkan ada yang sampai puluhan kali.
Marilah kita senantiasa memupuk motivasi yang kuat sesuai Dhamma untuk menjadi umat Buddha yang lebih baik, dan lebih baik lagi dalam hidup kita, sampai akhirnya mencapai kebahagiaan Nibbana.
Artikel ini dikutip dari Majalah Permata Dhamma
Mungkin kita sering menghadapi peristiwa seperti yang dialami Mita. Kadang-kadang kita menghabiskan energi kita untuk meratapi hal-hal yang telah pergi dan hilang. Kehilangan uang, barang, ataupun orang yang kita cintai. Kita hanya bisa meratap, menangis, dan kecewa. Padahal sebagai umat Buddha, kita tahu bahwa masih berputar-putar di alam samsara adalah dukkha. Selain itu, sabbe sankhara anicca, semua yang berkondisi tidak kekal. Jadi, untuk apa kita bersedih saat kehilangan segala yang kita cintai?